Apa Itu Tempe?
Tempe Berbahan Dasar Kedelai
Tempe adalah produk pangan tradisional Indonesia yang terbuat dari fermentasi biji kedelai menggunakan jamur Rhizopus oligosporus atau Rhizopus oryzae. Tempe memiliki tekstur padat dan rasa khas yang sedikit kacang-kacangan, serta dikenal sebagai sumber protein nabati yang kaya dan mudah dicerna. Selain protein, tempe juga mengandung serat, vitamin B, dan mineral seperti kalsium dan zat besi.
Sebagai makanan fermentasi, tempe memiliki keunggulan nutrisi dibandingkan kedelai mentah karena fermentasi meningkatkan ketersediaan gizi, menurunkan kadar antinutrisi, dan menambah kandungan probiotik. Tempe dapat diolah menjadi berbagai hidangan, seperti gorengan, tumisan, atau dicampur ke dalam sup.
---
Pembuatan Tempe
Pembuatan tempe merupakan proses fermentasi yang melibatkan beberapa tahapan utama:
1. Persiapan Bahan Baku
Bahan utama tempe adalah biji kedelai, yang biasanya dipilih dengan kualitas baik untuk menghasilkan tempe berkualitas. Beberapa bahan tambahan meliputi:
Ragi tempe yang mengandung jamur Rhizopus. Daun pisang atau plastik sebagai pembungkus.
2. Proses Perendaman dan Pengupasan
Perendaman: Kedelai direndam dalam air selama 8–12 jam untuk melembutkan teksturnya dan mempermudah pengupasan kulit.
Pengupasan: Setelah direndam, kulit kedelai dilepaskan dengan cara diremas atau menggunakan alat pengupas.
3. Pemasakan Kedelai
Kedelai yang sudah dikupas direbus selama 30–60 menit. Proses ini bertujuan untuk:
Membunuh mikroorganisme yang tidak diinginkan.
Melunakkan biji kedelai sehingga mudah ditembus oleh jamur.
4. Pengeringan
Setelah direbus, kedelai ditiriskan dan dikeringkan hingga kelembapannya sesuai. Proses ini penting untuk mencegah pertumbuhan mikroba yang bersaing dengan jamur Rhizopus.
5. Penambahan Ragi Tempe
Setelah kedelai kering, ragi tempe ditambahkan secara merata. Ragi ini berfungsi sebagai sumber jamur untuk memulai proses fermentasi.
6. Pembungkusan
Kedelai yang sudah diberi ragi dimasukkan ke dalam pembungkus seperti daun pisang, plastik berlubang, atau daun jati. Lubang pada pembungkus diperlukan untuk sirkulasi udara selama fermentasi.
7. Fermentasi
Bungkusan kedelai dibiarkan pada suhu ruang (30–35°C) selama 24–48 jam. Dalam tahap ini, jamur Rhizopus tumbuh di permukaan kedelai dan membentuk lapisan putih yang menyatukan biji-biji kedelai.
---
Keunggulan Tempe
1. Sumber Protein Tinggi: Tempe merupakan alternatif protein nabati yang cocok untuk vegetarian dan vegan.
2. Mengandung Probiotik: Fermentasi menghasilkan probiotik yang baik untuk kesehatan pencernaan.
3. Meningkatkan Ketersediaan Gizi: Fermentasi mengurangi zat antinutrisi dalam kedelai, seperti asam fitat, sehingga tubuh lebih mudah menyerap nutrisi.
4. Fleksibel dalam Pengolahan: Tempe dapat dimasak dengan berbagai cara, seperti digoreng, dibakar, atau dijadikan bahan campuran masakan.
---
Dengan sejarah panjang sebagai makanan tradisional, tempe tidak hanya menjadi bagian penting dari budaya kuliner Indonesia tetapi juga dikenal secara global sebagai makanan sehat yang berkelanjutan. Proses pembuatannya yang relatif sederhana memungkinkan tempe diproduksi baik dalam skala rumahan maupun industri.
.jpeg)
Comments
Post a Comment