Peyeum dan tape adalah produk pangan fermentasi tradisional Indonesia yang dibuat dari bahan dasar yang serupa, seperti singkong atau beras ketan, dengan menggunakan ragi sebagai starter fermentasi. Meskipun keduanya memiliki banyak kesamaan, terdapat beberapa perbedaan yang mencolok, terutama dalam hal tekstur, kadar air, cara pengolahan, serta daerah asal dan penyebutan.
Tentang Peyeum
Peyeum adalah produk fermentasi yang sangat khas dari daerah Jawa Barat, khususnya Bandung. Bahan dasar peyeum biasanya adalah singkong yang telah dipotong-potong, dipotong-potong, dan dikukus hingga matang. Setelah dikukus, singkong dinyanyikan sebelum ditaburi ragi tape dan dibiarkan mengalami fermentasi selama 2-3 hari pada suhu ruang. Ciri khas peyeum adalah teksturnya yang lebih kering dibandingkan tape singkong pada umumnya, karena singkong yang digunakan biasanya tidak terlalu banyak menyerap udara selama fermentasi. Hal ini membuat peyeum memiliki konsistensi yang lebih padat namun tetap lembut, dengan rasa manis yang dihasilkan dari konversi pati menjadi gula oleh enzim yang dihasilkan ragi.
Karena kadar airnya lebih rendah, peyeum memiliki umur simpan yang lebih lama dibandingkan tape biasa. Selain itu, peyeum sering kali dijadikan camilan langsung atau diolah lebih lanjut menjadi makanan lain, seperti peyeum goreng atau campuran dalam makanan tradisional seperti colenak.
Tentang Tape
Tape, di sisi lain, adalah istilah yang lebih umum digunakan di berbagai daerah di Indonesia untuk produk fermentasi dari singkong, beras ketan putih, atau beras ketan hitam. Dalam kasus tape singkong, proses pembuatannya mirip dengan peyeum, tetapi tekstur tape cenderung lebih lembap dan mengandung lebih banyak cairan. Cairan ini terbentuk akibat proses fermentasi yang menghasilkan udara serta alkohol sebagai hasil sampingan. Tape yang terbuat dari beras ketan memiliki tekstur yang lengket dengan rasa manis dan sedikit asam, dan sering digunakan sebagai bahan campuran dalam makanan atau minuman tradisional seperti es tape.
Tape biasanya memiliki rasa yang lebih kompleks dibandingkan peyeum karena kadar alkoholnya yang lebih tinggi, terutama jika fermentasi dilakukan lebih lama. Hal ini membuat tape lebih cepat rusak jika tidak segera dikonsumsi atau disimpan dalam kondisi yang sesuai. Tape juga lebih sering dikonsumsi sebagai bahan pelengkap dalam sajian manis seperti campuran kolak, es campur, atau jajanan khas lainnya.
Perbedaan Utama Peyeum dan Tape
Perbedaan utama antara peyeum dan tape terletak pada tekstur dan kadar airnya. Peyeum memiliki tekstur yang lebih kering, padat, dan tidak banyak mengandung cairan, sementara tape lebih lembut, basah, dan memiliki cairan hasil fermentasi. Selain itu, peyeum lebih dikenal di daerah Jawa Barat dan sering digunakan sebagai camilan, sedangkan tape lebih menyebar luas di berbagai daerah di Indonesia dengan variasi penggunaan yang lebih beragam.
Dari segi rasa, peyeum lebih dominan manis tanpa banyak rasa asam, sedangkan tape memiliki perpaduan rasa manis, asam, dan sedikit alkohol. Perbedaan ini disebabkan oleh lamanya waktu fermentasi dan kondisi lingkungan saat proses pembuatan. Oleh karena itu, meskipun sama-sama berbahan dasar singkong atau ketan dan melibatkan proses fermentasi dengan ragi, peyeum dan tape menawarkan pengalaman kuliner yang unik sesuai dengan tradisi dan selera daerah masing-masing.


Comments
Post a Comment