Jelly adalah produk makanan yang terbuat dari gelatin, yaitu protein yang berasal dari kolagen hewan, biasanya dari kulit, tulang, atau jaringan hewan lainnya. Jelly memiliki tekstur yang elastis, kenyal, dan fleksibel, karena gelatin melarutkan dirinya dalam air panas dan membentuk gel ketika didinginkan. Jelly umumnya membutuhkan suhu dingin untuk mengeras, dan hasilnya memiliki tekstur yang lentur dan mudah digigit. Dalam dunia kuliner, jelly sering digunakan untuk membuat dessert, seperti puding lapis, permen jelly, atau hiasan kue. Karena berbahan dasar protein, jelly larut dengan mudah di mulut pada suhu tubuh manusia.
Agar-agar adalah bahan gelling yang berasal dari ekstrak ganggang merah (alga), seperti Gracilaria dan Gelidium. Agar-agar berbentuk bubuk atau lembaran, yang dilarutkan dalam air panas dan mengeras saat mendingin pada suhu ruang, tanpa perlu pendinginan di lemari es. Tekstur agar-agar lebih keras, padat, dan rapuh dibandingkan jelly. Selain itu, agar-agar juga bersifat vegan, karena berasal dari tumbuhan, menjadikannya alternatif gelatin untuk berbagai keperluan kuliner. Agar-agar banyak digunakan dalam makanan penutup tradisional, seperti puding agar, es campur, atau sebagai bahan untuk mengentalkan makanan.
Perbedaan utama antara jelly dan agar terletak pada bahan dasar, tekstur, dan sifat pengentalannya. Jelly berbahan gelatin hewani dengan tekstur kenyal dan elastis, sedangkan agar berasal dari alga dengan tekstur lebih padat dan rapuh. Selain itu, jelly membutuhkan suhu dingin untuk mengeras, sedangkan agar dapat mengeras pada suhu ruang.
Comments
Post a Comment